Bismillahirrohmanirrohiiim

BERHALA TEKNOLOGI


Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang




[2.21]. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu; yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa



[2.22]. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan buatmu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui


AL-BAQARAH 21-22

edua ayat ini menggambarkan bahwa sudah seyogianyalah manusia itu menyembah Allah karena Dialah yang menciptakan manusia dan semua mahkluk di alam semesta, baik bernyawa maupun tidak. Semua makhluk, baik manusia, binatang, tumbuhan, jin dan malaikat, bakteri, virus, amoeba, sel maupun DNA. Demikian pula dengan makhluk yang tak bernyawa misalnya bintang, planet, satelit (bulan), komet, meteor, asteroid, dan yang dalam ukuran yang sangat kecil (mikro) misalnya molekul, atom, proton, elektron, inti atom, positron, foton, muon dlsb. Semuanya yang berada di kolong langit ( di antara langit dan bumi) kecuali Allah adalah buatan Allah. Jadi di alam semesta ini yang ada hanya Khalik dan Makhluk, Pencipta dan Yang Diciptakan.

Tak ada yang lain dari pada itu, misalnya Anak Allah, Pendamping Allah, Istri Allah dlsb. Sebab jika demikian maka akan ada makhluk istimewa, atau bahkan adanya Tuhan yang lain. Padahal Tuhan yang Esalah yang diajarkan oleh Islam, tak ada Tuhan selain Allah. Pernyataan ini dimulai dengan kata “ tak ada “ (tiada) yang sifatnya menafikan atau mengingkari. Jadi belum apa apa sudah menyatakan bahwa di alam semesta ini semua bukan Tuhan, semua bukan Khalik (Pencipta), semuanya hanyalah Makhluk yang diciptakan oleh Khalik. Barulah setelah itu disusul oleh kata “ illa lLah “ ( kecuali Allah). Pernyataan ini menafikan dahulu semua yang pantas jadi saingan Allah untuk disembah, bisa saja itu berhala anak sapi, berhala dewa-dewi, ataukah itu matahari dan bulan, atau guntur yang menakutkan, atau apakah, dalam versi modern, itu bisa saja ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu didewa-dewakan, atau idola (- berhala karena idol makna terjemahannya adalah berhala) ABG atau penyanyi pujaan, atau dokter yang mampu menyelamatkan jiwa manusia (melepas manusia dari kematian), mereka semua bukanlah Tuhan, semua makhluk bukan Tuhan karena mereka semua diciptakan dan hanya Yang Menciptakan yang boleh mengaku sebagai Tuhan, yaitu hanya Allah yang Maha Esa. Jadi alasan mengapa manusia harus menyembah Allah adalah karena, Pertama Allah itu pencipta Alam semesta (Allah al-Khalik). Jadi sebelum makhluk dan alam semesta itu terbentuk, Allah sudah ada (Al-Qadim), dan karena itu Allah berbeda (Mukhalafah) dengan semua yang diciptakan-Nya kemudian (Al-Hawadits) Oleh karena itu Dia berbeda dari semua makhluk ciptaan-Nya (Mukhalafatu lilHawaditsi). Manusia sudah selayaknya berterima kasih karena hanya dengan Allahlah maka keberadaan ummat manusia itu terwujud.

Allah menciptakan manusia dan semua makhluk yang lainnya itu cukup dengan perkataan “ Kun “ (Jadi !), maka apa yang Dia inginkanpun akan terjadilah (yakun) tepat seperti yang diinginkan-Nya. Akan tetapi karena sifatnya Yang Maha Adil (‘Adil), Yang Maha Pencipta (Faathir), Yang Maha Bijaksana (Hakim), maka walaupun Allah mampu dan kuasa (Allahu ‘ala kulli syai-in qadir), Allah tidak akan melakukannnya kecuali dengan mengikuti Sunnatullah (Hukum Alam) baik yang sudah difahami para ilmuwan, yang belum difahami sampai sekarang (mungkin kelak akan terfahami) bahkan hukum-hukum alam yang sampai hari kiamatpun tak akan dapat difahami para ilmuwan. Tapi semuanya ada. Semua sunatulah itu sejalan dengan metodologi ilmiah yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal (rasional) dan dapat sejalan dengan pengamatan dan pencerapan (persepsi) panca indera manusia. Tentu saja kesejalanannya itu bergantung pada akal dan logika manusia untuk memahami sunnatullah itu, dan pada kemampuan panca indera serta perpanjangannya berupa instrumen pengukuran, deteksi, pengamatan, telemetri dlsb.


Dalam kesejalanan dengan akal manusia, sunatullah tidak pernah bertentangan dengan akal manusia (irrasional, tidak logis). Yang mungkin terjadi adalah sunnatullah itu belum dapat dijangkau, disentuh dan difahami oleh akal manusia. Masih diseberang akal, jadi belum menjangkaunya. Suatu ketika atau pada masa mendatang kelak, akal dan perkembangan ilmu pengetahuan mungkin bisa memahaminya sehingga yang diseberang akal tadi (ultra rasional) sudah dapat dijembatani hingga pada saat itu menjadi rasional (masuk akal). Sebagai contoh ketika perawan Maryam hamil dan melahirkan seorang nabi, Isa Al-Masih, maka akal dan ilmu pengetahuan pada zaman yang lalu belum bisa memahami bagaimana seorang perawan suci yang tak pernah disentuh laki-laki, karena itu tak ada proses pembuahan pada dirinya bisa menghasilkan sel telur yang berkembang jadi bayi manusia seutuhnya. Ini adalah hal yang ajaib, dan tak dapat difahami bahkan oleh ilmuwan sekalipun. Tapi sekarang dengan kemajuan Bio-teknologi, dikenal teknik Cloning dimana makhluk hidup bisa dihasilkan tidak melalui pembuahan tetapi dengan pembelahan sel dari sel-ibunya. Jadi sama sekali tak ada campur tangan sperma dari laki-laki manapun.

Alasan yang Kedua mengapa manusia harus menyembah dan beribadah kepada Allah, ialah karena Allah-lah yang memelihara manusia, hingga mampu hidup, menikmati hidupnya di bumi, beranak-pinak sampai meninggal. Untuk itu maka Allah telah menciptakan bumi dan lingkungan hidupnya sehingga manusia dengan segala keterbatasan fisiknya mampu beradaptasi hidup didalam lingkungan yang notabene “lunak” (mild). Harus diakui bahwa dari sekian puluh milyar tata surya yang tersedia para ahli belum mendapatkan planet yang menyamai kondisi di bumi, sehingga mampu memberi kenyamanan manusia untuk hidup.

Bumi dikelilingi oleh lapisan udara yang disebut atmosfir. Selain sebagai sumber kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, atmosfir ini juga berfungsi sebagai perisai pelindung dari hujan pecahan benda-benda luar angkasa yang setiap detik menghujani bumi. Lapisan udara ini berlaku sebagai penghambat, penghancur, pengerem benturan dari luar angkasa. Inilah bentuk kasih sayang Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahiem untuk melindungi manusia dari kejamnya hujan meteorit, asteroid dan hujan medan geomagnetik lainnya. Ini tang dimaksud “----bumi sebagai hamparan buatmu dan langit sebagai atap, atap pelindung hujan benda langit.

Wallahu a’lam bishshawab. (sfr)





Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi Al Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (QS Al-Baqarah 2:269)

comment 2 komentar:

Nuhajat mengatakan...

Bagaimana perspektif dan antisifatif umat islam penyebaran paham paganisme abad modern melalui teknologi dan informasi dan pengaruhnya terhadap dunia islam??

Nuhajat mengatakan...

tentunya harus punya filter utk menyaring segala info yg masuk, krn info2/tulisan2.. masuk dg begitu mudahnya lewat internet kita di sekolah/rumah..
banyak sekali postingan2 yg kita harus jeli dan cerdas menyaringnya..
bila itu khususnya info ttg islam, meski sepertinya mengupas ayat2 kitab alQur,an.. tp harus tetep memakai tools yg dibekalkan pd diri kita, akal pikiran, hati, ruh jiwa insting, feeling, telaah kita, hati nurani..dll juga fakta2 di dunia yg terjadi...
krn itu harus selalu mengkaji dan mengkaji lebih dalam lagi isi dan kandungan alQur'an.. agar kita tidak mudah diombang-ambingkn oleh informasi2 yg masuk..
semoga SMKTI Terpadu AL-FIRDAUS melahirkan siswa/i yang sholeh dalam dunia IT :)

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
Modified by InU Hosting By DeKA